Sabtu, 17 Desember 2016

Sejarah Terbentuknya UEFA



Pasca Perang Dunia II, gairah bersepakbola kembali bangkit di benua Eropa. Boleh jadi, ini dari upaya untuk melupakan duka dan amarah akibat perang yang meluluhlantakkan sebagian besar Eropa.
Yang jelas UEFA punya alasan sendiri menyalakan kegairahan itu. Pasalnya, saat itu, kebanyakan negara Eropa kehilangan imperiumnya di Asia, Afrika, maupun Karibia. Sepakbola dipandang sebagai wahana tepat untuk membangun kembali kebanggaan nasional.

Pada 15 Juni 1954, di tengah hiruk-pikuk pergelaran Piala Dunia, berdirilah Union of European Football Associations (UEFA). Diresmikan dalam sebuah pertemuan di kota kecil Basel, Swiss, dengan Ebbe Schwartz sebagai presidennya yang pertama.
Pada awalnya, UEFA didirikan oleh sekitar 25 asosiasi sepakbola negara-negara Eropa. Namun, tentu saja, jumlah itu kini sudah membengkak dua kali lipat setelah pecahnya negara-negara adidaya Eropa Timur, seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.


Pasang iklan disini



Misi utama UEFA saat itu adalah memenuhi aspirasi para anggotanya akan keberadaan kompetisi yang lebih berbobot dan berkesinambungan. Maka, program utama mereka adalah menggelar kejuaraan antarklub Eropa yang mulai digulirkan tahun berikutnya. Lalu, dalam lima tahun pertama, sudah harus menyelenggarakan kejuaraan antarnegara Eropa.
Seperti bisa dilihat sekarang, Liga Champion- dulu biasa disebut Piala Champion atau European Cup- bergulir dengan mantap. Sejak 1955, kejuaraan ini memikat publik sepakbola Eropa dan melahirkan legenda-legendanya sendiri sepanjang masa.

Real Madrid adalah tim tersukses di arena ini. Lima musim pertama Piala Champion jadi milik tim asal Spanyol itu. Secara keseluruhan, sampai sekarang Madrid telah memegang rekor memenangi Piala Champion.
UEFA masih punya kejuaraan lain yakni liga eropa yakni kejuaraan yang mempertemukan seluruh klub dengan peringkat pertengahan di seluruh liga negara eropa.
Ada dua tokoh sentral dalam operasional UEFA yang bermarkas di Nyon, pinggiran kota Jenewa, Swiss. Yang pertama, tentu saja, Presiden UEFA Sedangkan figur penting berikutnya adalah Sekretaris Jendral (Sekjen).

Namun, beda dengan FIFA, fungsi dan pamor Sekjen UEFA agak tenggelam di balik figur Presidennya. Praktis, ia banyak di belakang layar mengendalikan operasional UEFA yang memang sangat padat aktivitas dan kompetisinya.


FINAL PIALA CHAMPIONS EROPA 1985 DAN TRAGEDI HEYSEL

Awal Terbentuknya "Drughi" Juventus



Kelompok superter sejati Juventus yang pertama muncul di pertengahan tahun 70-an. Saat itu ada dua kelompok tifosi sayap kiri dan organisasinya masih belum bagus. Dua kelompok itu adalah Venceromos dan Autonomia Bianconera. Lalu di tahun 1976 terbentuklah 2 kelompok suporter ultras sejati Juve, Fossa Dei Campioni dan Panthers. Baru setahun kemudian kelompok tifosi ultras yang legendaris berdiri, Fighters. Kelompok ini diprakarsai oleh Beppe Rossi. Beliau merupakan tokoh yang sangat berpengaruh bagi seluruh tifosi Juve dan menjadi panutan para ultras muda di Turin.

Awal era 80-an kelompok-kelompok suporter baru bermunculan. Gioventu Bianconera, Area Bianconera, dan Indians adalah beberapa diantaranya. Dua kelompok ultras yang ekstrim juga berdiri di periode ini, Viking dan Nucleo Armato Bianconero (N.A.B). Dua kelompok ini benar-benar menjadi grup tifosi yang dihormati di dalam dan di luar Delle Alpi. Viking dan N.A.B adalah kelompok yang benar-benar mengingatkan orang pada kata hooligans. Itu dikarenakan mereka tidak pernah takut bertempur dengan supporter klub manapun di dalam atau di luar stadion. Tahun 1983 kelompok Juventini yang berbeda dibentuk untuk menjalani partai tandang pertama mereka ke Eropa (Liege, Belgia tahun 1983).

Pasang iklan disini



Tahun 1987 kelompok tifosi bersejarah Fighters akhirnya dibubarkan setelah berjaya selama 10 tahun. Penyebabnya saat itu karena terjadi banyak kekerasan dan perkelahian dalam partai tandang ke Florence, melawan rival Juve, Fiorentina. Sebagian besar anggota Fighters lama, bersama dengan anggota Indians dan Giuventu Bianconera, membentuk sebuah kelompok supporter ultras yang baru, Arancia Meccanica (Clockwork Orange). Nama ini terinspirasi oleh film Stanley Kubrick berjudul sama yang populer saat itu.

Nama itu menimbulkan kesan kekerasan dan negatif sehingga menimbulkan banyak masalah. Karena itu kelompok ini dipaksa untuk merubah nama kelompok mereka. Para fans sepakat untuk membodohi politisi kota Turin dengan merubah nama kelompok mereka menjadi Drughi. Drughi merupakan nama geng dimana tokoh utama film Clockwork Orange, Alex, bergabung. Lucunya, para politisi Turin terlambat menyadari hal ini. Drughi pun berkembang dan menjadi kelompok supporter terpenting dalam sejarah Juventus. Dalam kurun waktu antara 1988 sampai 1996 Drughi memiliki 10.000 anggota.

Pada tahun 1993 beberapa anggota Drughi memperoleh otonomi dan menghidupkan kembali kelompok tifosi lama, Fighters. Empat tahun setelahnya Fighters dan Drughi bersaing untuk menjadi yang terbaik di La Curva Scirea. Drughi menggantung banner mereka tepat di tengah La Curva Scirea Delle Alpi, sedangkan Fighters harus memasang banner mereka di sebelah kanannya.

Setelah Juve memenangkan Piala Champions atas Ajax tahun 1996, para supporter sangat bergembira dan memutuskan untuk berkolaborasi. Drughi, Fighters, dan beberapa kelompok kecil lainnya di La Curva Scirea memutuskan untuk bersama mendukung Juve dibawah satu nama, Black and White Fighters Gruppo Storico 1977. Nama Fighters pun memperoleh kembali kejayaan seperti awalnya tepat 20 tahun sejak kelompok supporter itu berdiri.




JUVENTUS STADIUM Simbol Kesuksesan Terbaru Juventus



Siapa yang tidak kenal Juventus? Bagi para penggemar sepakbola terutama tifosi juventus tentunya sudah tidak asing dengan salah satu klub raksasa Italia ini. Juventus merupakan salah satu klub sepakbola dengan rentetan prestasi yang membanggakan. Klub yang bermarkas di kota Turin ini memiliki sebuah stadion bernama Juventus Stadium untuk menggelar laga kandang mereka. Juventus Stadium atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Juventus Arena terletak di kawasan Piemonte, Torino.


Juventus Stadium merupakan stadion pertama di Italia yang dimiliki sendiri oleh klub yang berlokasi di kota Turin, Italia. Stadion milik Juventus ini resmi di buka pada tanggal 8 September 2011 dan berkapasitas sekitar 42.000 penonton.
Tahun 2003 La Vecchia Signora membeli secara kepemilikan Delle Alpi dari pemerintah kota Turin. Delle Alpi mempunyai kapasitas 62.000 tempat duduk namun dikarenakan jarak antara tribun penonton dan lapangan terlalu jauh ,kebanyakan lebih memilih menonton melalui siaran di televisi sehingga stadion tersebut rata-rata hanya terisi setengahnya.

Pasang iklan disini

November 2008 pembangunan Juventus Stadium mulai dilakukan. Pembangunan dilakukan diatas lahan bekas stadion Delle Alpi. Selama pembangunan stadion ini, Juventus pindah ke stadion Olimpico Turin. Pembangunan J-Stadium menghabiskan dana sekitar 100 juta euro. Stadion ini mengambil model dari stadion Inggris, dengan dekatnya jarak antara tribun penonton dan  lapangan untuk membuat penonton bisa melihat jelas pemain yang berlaga di lapangan.
Juventus Stadium resmi dibuka pada 8 September 2011 ,yang diawali dengan megahnya acara peresmiannya dan kemudian dilanjutkan laga melawan Nott County dalam acara peresmian tersebut. Nott County dipilih menjadi klub undangan dalam peresmian tersebut karena terkait dengan sejarah Juventus yang mana kostum mereka terinspirasi dari klub asal  kota Nottingham, Inggris tersebut.

Stadion ini memiliki 3600 kursi VIP dan 64 ruang eksekutif  VVIP. Layanan eksekutif di stadion ini dilengkapi dengan pintu masuk khusus disediakan dalam stadion, kursi mewah dengan televisi LCD pribadi, restoran eksklusif, bar, lounge, finger food pada jeda dan setelah pertandingan, dan akses langsung ke museum.
Jika Anda tertarik untuk mengunjungi dan melihat dari dekat Juventus Stadium, Anda dapat mengikuti sebuah tur berdurasi 70 menit yang diadakan di dalam stadion setiap harinya. Untuk pengunjung yang ingin ‘berwisata’ di Juventus Stadium, sudah disediakan oleh "Juventus Premium Club" yang merupakan pengelola perhotelan dan pariwisata Juventus, yang ditujukan untuk melayani pengunjung untuk keliling serta makan siang atau makan malam di Stadion Juventus sebelum pertandingan.

Selain itu, di stadion ini terdapat sebuah kompleks perbelanjaan seluas 34.000m2 yang buka setiap hari dan area parkirnya mampu menampung sekitar 4.000 kendaraan. Di bagian lain, terdapat sebuah museum yang bernama “J Museum” yang didedikasikan untuk menyimpan sejarah-sejarah Juventus selama ini.  Laga pembuka Serie A musim 2011/12 antara Juventus vs Parma pada tanggal 11 September 2011 menjadi pertandingan resmi pertama yang dimainkan di Juventus Stadium ini.





AWAL TERBENTUKNYA DRUGHI JUVENTUS

Sejarah Awal Berdirinya Lega Calcio SERIE A



Liga Italy atau biasa disebut Seri A ( Serie A – dalam bahasa Italy) merupakan salah satu liga terbaik di dunia, bukti dari kehebatan Liga Italy adalah pada tahun awal berdirinya liga yang melahirkan pemain-pemain kelas dunia seperti dino zoff, giuseppe meazza,marco tardelli,rossi,roberto baggio,michael platini,sampai alessandro del piero.Dan  transfer gila-gilaan juga pernah terjadi di Liga ini sebut saja seperti zinedine zidane, Hernan Crespo, Christian Vieri,Gianluigi Buffon,lilian thuram,bahkan sampai mega transfer tahun 2016 ini paul pogba yang menjadikan nya pemain termahal sejagad raya. bukan itu saja club–club Italy juga sangat merajai eropa pada tahun 90 s/d 95 dengan perserta final Liga Champions yang selalu di ikuti oleh AC Milan dan Juventus.
Serie A (Seri A sebutan populer di Indonesia) merupakan divisi tertinggi dalam liga profesional di Italia. Serie A di bentuk pada tahun 1898. Pada awalnya format kompetisi Serie A dibagi menjadi beberapa grup menurut wilayah. Namun mulai pada tahun 1929, format kompetisinya berubah menjadi satu kompetisi penuh seperti yang berjalan sampai saat ini. 

Pasang iklan disini


Liga ini dijalankan dan diatur oleh Lega Calcio pada periode tahun 1929 hingga 2010. Mulai tahun 2011 hingga kini Serie A diatur dan dijalankan oleh Lega Nazionale Professionisti Serie A. Peraturan umum di Seria A hampir sama dengan liga-liga lain pada umumnya dengan adanya sistem promosi dan degradasi. Tiga tim terbawah akan di degradasi ke Serie B digantikan oleh tiga tim teratas dari Serie B. Peraih juara di liga Serie A sering disebut denganScudetto yang berarti “perisai kecil”.

Pada tahun 1943-1945 Liga Italia Serie A sempat dihentikan sementara karena adanya perang dunia saat itu dan baru digulirkan kembali pada musim 1945-1946. Saat ini Telecom Italiamerupakan sponsor Serie A, sehingga Serie A disebut juga Serie A TIM.

Format jumlah peserta Serie A sempat beberapa kali mengalami perubahan. Adapun format jumlah pesertanya sebagai berikut:
1.      Tahun 1929-1947 = 20 klub
2.      Tahun 1947-1948 = 21 klub
3.      Tahun 1948-1952 = 20 klub
4.      Tahun 1952-1967 = 18 klub
5.      Tahun 1967-1988 = 16 klub
6.      Tahun 1988-2004 = 18 klub
7.      Tahun 2004-sekarang= 20 klub

Pada tahun 1927 gelar scudetto Torino dicabut oleh FIGC (Federasi sepakbola Italia), dan gelar scudetto tersebut  tidak diberikan kepada klub lain. Pencabutan gelar scudetto juga dialami oleh Juventus, dimana 2 gelar mereka ( musim 2004/2005 dan 2005/2006 ) dicabut oleh FIGC karena kasus Calciopoli. Untuk gelar scudetto Juventus 2005/2006 dihibahkan ke Intermilan, sedangkan scudetto 2004/2005 tidak diberikan ke tim manapun. 

Pada musim 1948-1949 tepatnya pada tanggal 4 Mei 1949, terjadi salah satu tragedi yang paling tragis dalam sejarah sepakbola Serie A yang dikenal dengan nama “Tragedi Superga” yang menewaskan seluruh punggawa Torino dalam sebuah kecelakaan pesawat di bukit Superga yang mana pada saat itu Torini sedang merajai Serie A. Sesaat setelah kejadian tersebut, FIGC memutuskan Torino sebagai juara musim 1948/1949.

Klub tersukses pengoleksi gelar scudetto terbanyak di Serie A saat ini dipegang oleh Juventus dengan koleksi gelar 32 scudetto  , diikuti oleh dua tim kota Milano: AC Milan dan Intermilan dengan 18 gelar. 

Dalam kompetisi eropa, Seria A merupakan liga dengan klub terbanyak yang tampil di final Liga Champions Eropa. Hingga kini klub Serie A sudah 26 kali berhasil mencapai final Liga Champions Eropa dan 12 diantaranya berhasil menjadi juara. 

Dalam organisasi G-14 sebuah organisasi yang mewakili klub-klub elit eropa, Serie A merupakan satu-satunya liga yang mengirimkan tiga klub sebagai pendirinya. Pendiri G-14 dari Serie A adalah Juventus, AC Milan dan Intermilan.


SEJARAH TERBENTUKNYA UEFA


ALESSANDRO DEL PIERO

alessandro del piero lahir pada tanggal 9 November 1974  di Conegliano Veneto, Italia dalam sebuah keluarga sederhana dimana ayahnya adalah seorang tukang listrik dan ibunya seorang ibu rumah tangga. sejak kecil pria yang akrab dipanggil ale ini sudah mempunyai ketertarikan yang besar terhadap dunia sepak bola . Di umurnya yang masih 7 tahun, ia bergabung di klub San Vendemiano. Saat itu, ia berperan sebagai kiper sesuai permintaan ibunya. Hal itu karena beliau menganggap posisi tersebut aman dari berbagai cedera. 

Namun sang kakak, Stefano, yang juga pemain bola di Sampdoria merasa Ale cocok bermain sebagai penyerang. Ia berpendapat Del Piero mempunyai kemampuan yang cukup kreatif untuk membantu menyerang, membuat assist maupun mencetak gol. Sejak saat itu Del Piero bermain sebagai penyerang. 





Di usianya yang ke-13 tahun, Del piero pindah ke klub muda Padova Calcio. Ia memulai debutnya bersama Padova di Liga Italia Serie B, 1992. Gol pertamanya dibuat saat melawan klub Ternana. Berkat permainannya yang apik, ia kemudian dibeli oleh Juventus seharga 5 miliar Lire, 1993. 

Debutnya bersama Juventus terjadi saat melawan Foggia. Namanya semakin meroket saat berhasil mencetak hattrick melawan Parma. Prestasinya bersama Juventus juga cukup membanggakan. Ia ikut merasakan gelar juara Liga Series A sebanyak 8 kali dan juara Liga Champions 1996 usai mengalahkan klub Ajax.


Pasang iklan disini



Kesetiaan Del Piero terhadap Juventus juga tidak diragukan lagi. Saat Juventus harus terdegradasi ke Serie B tahun 2006, Del Piero tetap memilih bertahan bersama klub yang telah membesarkan namanya tersebut. Pemain setinggi 173 cm ini telah bermain selama 19 musim bersama Juventus hingga tahun 2012. Setelah itu, ia memutuskan untuk bermain bersama Sydney FC. 

Suami dari Sonia Amoruso ini juga pernah membela Timnas Italia. Ia memulai karir internasionalnya di ajang Piala Eropa 1996 melawan Rusia. Del Piero kemudian membela Italia di Piala Dunia 1998 dengan melawan Kamerun. Momen yang paling membanggakan adalah saat ia menyumbang gol penalti ke gawang Perancis dan berhasil membawa Italia menjadi juara di ajang Piala Dunia 1996. 


Biodata/Profil Alessandro Del Piero 


Nama : Del Piero Alessandrao/Alexandro Del Piero 
Lahir: 09 November 1974 
Tempat Lahir : Conegliano Veneto 
Kewarganegaraan: Italia 
Tinggi : 175 cm 
Berat badan : 74 kg 
Julukan: Il Pinturichio, Mr Juventus, Il Fenomeno 



Penghargaan


1.Pribadi 


  • Pemain Terbaik Italia 
  • UEFA Champions League Top Scorer 
  • Top Skor sepanjang masa untuk Juventus



2. Juventus




  • 6 Serie A: 1994–95, 1996–97, 1997–98, 2001–02, 2002–03, 2011–12;
  • 1 Serie B: 2006–07
  • 1 Coppa Italia: 1994–95
  • 4 Supercoppa Italiana: 1995, 1997, 2002, 2003
  • 1 UEFA Champions League: 1995–96;
  • 1 UEFA Super Cup: 1996
  • 1 UEFA Intertoto Cup: 1999
  • 1 Intercontinental Cup: 1996
  • 1 Torneo di Viareggio: 1994
  • 1 Campionato Nazionale Primavera: 1993–94


Italia





  • 1 FIFA World Cup: 2006









Final Piala Champions Eropa 1985 Dan Tragedi Heysel

Final Piala Champions Eropa (cikal bakal UEFA Champions League sekarang) yang mempertemukan antara klub juventus dan liverpool pada 28 mei 1985 di Brussel, Belgia atau lebih dikenal dengan "Tragedi Heysel" menjadi sejarah kelam bagi persepakbolaan dunia khususnya bagi juventus dan italia.
Kejadian yang telah berlalu sekitar 31 tahun yang lalu itu awalnya menjelang pertandingan terlihat baik-baik saja. Pendukung kedua tim tampak tertib memasuki stadion sambil menyanyikan yel-yel kebanggan klub masing-masing. Para pemain pun tampak normal melakukan pemanasan sebelum pertandingan berlangsung




Akan tetapi, suasana euforia itu berubah kelabu. Satu jam kemudian, suara teriak dan makian mulai menggema dari arah tribun. Situasi makin mencekam karena kedua fans mulai bertindak anarkistis dengan saling melempar sejumlah benda tumpul. Aparat keamanan seolah tidak berdaya karena tribun Stadion Heysel tidak menyediakan pembatas antarsuporter yang memadai.

Jumlah suporter Juventus tidak sebanding dengan fans Liverpool ketika itu. Sadar kalah jumlah, fans Juventus akhirnya memilih mundur. Tetapi mereka terhalang tembok besar. Mungkin karena mulai terancam, pendukung Juventus terus berusaha menekan ke belakang hingga akhirnya tembok runtuh karena tidak kuasa menerima tekanan.

Runtuhan tembok menimpa fans juventus yang sudah terdesak. Na'as, 39 orang yang terkena reruntuhan meninggal dunia. Total, 32 di antaranya merupakan fans Juventus dan tujuh lainnya pendukung netral asal Belgia, Prancis, dan Irlandia Utara. Kerusuhan terus berlanjut meski sudah ada korban berjatuhan. Bahkan, aparat juga ikut terlibat dalam bentrok kedua fans yang berlangsung selama dua jam itu


Pasang iklan disini


"Kami melihat fans Italia menangis dan mereka memukul-mukul bagian luar bis ketika kami keluar meninggalkan hotel. Ketika kami meninggalkan Brussels, sejumlah orang Italia marah-marah, dan memang bisa dipahami karena ada 39 rekannya yang meninggal dunia. Saya ingat betul ada seorang Italia yang wajahnya tepat di bawah jendela tempat saya duduk. Ia menangis dan marah. Anda bisa rasakan bagaimana ia kehilangan seseorang dalam kondisi seperti itu. Anda pastinya tidak pernah berharap hal itu berakhir demikian."


Itulah kesaksian dari Kenny Daglish, salah satu legenda Liverpool sekaligus saksi mata dalam Tragedi Heysel, sebuah tragedi kelam yang pernah terjadi dalam dunia sepak bola 31 tahun silam. Tercatat 39 orang meninggal dunia dan lebih dari 600 orang mengalami luka-luka pada tragedi tersebut. Tragedi ini juga berbuntut reaksi keras dari UEFA (United European Football Association) berupa penjatuhan sanksi larangan keikutsertaan tim-tim sepak bola asal Inggris di kompetisi Eropa selama lima tahun. Khusus untuk Liverpool, ada tambahan waktu tiga tahun, namun kemudian direvisi menjadi satu tahun saja.


Pasca runtuhnya tembok tersebut, suasana semakin kacau. Pendukung Juventus yang telah menyadari telah jatuhnya korban dari pihak mereka menjadi sangat beringas. Mereka turun ke lapangan, menyerang balik kubu pendukung Liverpool dan bentrok dengan aparat yang coba menghalangi aksi mereka. Namun perlu dimaklumi bahwa aksi beringas pendukung Juventus ini terjadi karena sebagian dari mereka baru saja kehilangan teman dan saudara yg dicintai.




Meskipun korban dalam Tragedi Heysel berjatuhan dan diwarnai kericuhan hebat, namun pertandingan tetap dilanjutkan. Alasannya, karena bila partai ini tidak dilanjutkan, justru dikhawatirkan emosi kedua kubu akan kembali meluap dan bisa jadi pula akan terjadi korban berikutnya.

Walaupun bertanding dalam keadaan penuh duka, Juventus akhirnya sukses mencetak kemenangan. Gol semata wayang dalam laga ini dibuat oleh sang legenda Michel Platini di menit 56 setelah mendapat hadiah penalti akibat pelanggaran yang dilakukan oleh Zbigniew Boniek.

Lalu bagaimana hubungan antara Juventini (sebutan untuk pendukung Juventus) dan The Kop (sebutan untuk pendukung Liverpool) sekarang? Tragedi Heysel memang terus diingat, namun hebatnya tragedi ini tidak lantas membuat kedua belah pihak terus-menerus menjadi musuh dan menyimpan dendam.

Contohnya pada babak perempat final Liga Champions 2005 saat kedua kesebelasan kembali berhadapan. Ketika itu Liverpool menjamu Juventus di Stadion Anfield. Kenangan buruk, emosi, dan dendam dari Tragedi Heysel itu hilang sudah. The Kop menciptakan mozaik raksasa nan indah bertuliskan "Amicizia" yang berarti persahabatan. Mozaik ini menyiratkan permintaan maaf mereka sebesar-besarnya terhadap Juventini. Aksi itu dibalas oleh sebagian besar Juventini yang memadati Stadion Anfield dengan sambutan hangat dan tepuk tangan meriah.

Contoh lain bisa dilihat pada bulan Juni 2010, di situs resminya, Liverpool mengeluarkan gambar dua tangan yang saling bersalaman. Satu tangan berwarna merah dengan latar belakang merah, sementara satu lagi berwarna putih dengan latar belakang hitam, yang menggambarkan warna seragam antara Liverpool dan Juventus. Di samping kanan tangan yang bersalaman itu terdapat tulisan "In Memoria E Amicizia, May 29 1985", yang artinya "Dalam Kenangan dan Persahabatan, 25 Mei 1985".

Tragedi Heysel merupakan salah satu sejarah kelam dalam dunia sepak bola. Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya sudah saling memaafkan, tapi tragedi ini tetap tidak boleh dilupakan. Bukan bertujuan untuk menumbuhkan dendam dan mengorek luka lama, melainkan agar menjadi pelajaran di waktu-waktu mendatang khususnya bagi para pendukung fanatik klub sepak bola dimanapun berada.


ALESSANDRO DEL PIERO






Jumat, 16 Desember 2016

Sejarah Berdirinya Klub Juventus FC

AWAL MULA

Setiap klub besar pasti mempunyai sejarah - sejarah yang unik dan menarik “ JUVENTUS “ misalnya, dimana pada suatu hari yang cerah tepatnya 1 November 1987. Bermula di sebuah bangku panjang terbuat dari kayu  yang berada di jalan Corso Re Umberto. Sejumlah  remaja berusia antara 14 sampai 17 tahun dari sekolah menengah D'Azeglio di Turin berkumpul dan memutuskan membentuk klub olahraga sebagai wadah untuk menyalurkan minat mereka bermain sepakbola. Klub tersebut kemudian diberi nama "Juventus" yang dalam bahasa Latin berarti remaja. Mereka ini hanyalah sekelompok anak-anak yang saling berteman dan menghabiskan waktu untuk jalan-jalan bersama dan bersenang-senang serta melakukan berbagai hal positif.








Nama Juventus, meskipun tercetus secara spontan, pada perjalanannya kemudian disukai dan dijadikan kebanggaan serta menjadi "way of live" bagi para penggemarnya. Itulah kira-kira gambaran kisah yang diceritakan oleh salah satu pendiri klub, Enrico Canfari ( Presiden 1 JUVENTUS ). Klub JUVENTUS ini sering berganti-ganti homebase. Namun demikian sepak terjangnya di dunia sepakbola lokal disegani para pesaingnya yang lebih dulu berpengalaman. Seragam yang dipakai pada masa debutnya di kejuaraan Italia pada tahun 1900 berwarna pink. Sementara seragam hitam putih mulai dipakai tahun 1903 meniru seragam yang dipakai Nottingham, dan menjadi seragam kebesaran sampai sekarang.



Pada masa itu, tim bermarkas di Piazza d'Armi. Beberapa pertandingan awal dimainkan di lapangan dekat stasiun kereta api Porta Susa sekarang. Ketika lapangan tersebut dibongkar dan berdiri bangunan, Juventus menyewa sebuah lapangan di Motovelodromo Umberto I di Crocetta. Juventus bermain di tempat tersebut sampai tahun 1906, kemudian pindah ke utara kota di Stadio di Corso Marsiglia. Selanjutnya, Canfari menceritakan tentang bagaimana terpilihnya nama klub, segera setelah mereka menemukan markas baru. Akhirnya, tibalah pertemuan untuk menentukan nama klub dimana terjadi perdebatan sengit di antara mereka. Di satu sisi, pembenci nama latin, di sisi lain penyuka nama klasik dan sisanya netral. Lalu, diputuskanlah tiga nama untuk dipilih; “Societa Via Port”, “Societa sportive Massimo D’Azeglio “, dan “Sport Club Juventus”. Nama terakhir belakangan dipilih tanpa banyak keberatan dan akhirnya resmilah nama klub mereka menjadi “Sport Club Juventus”. Eugenio Canfari, kakak dari Enrico Canfari yang mengisahkan kepada kita asal-usul klub di atas. Setelah itu, markas klub berpindah tempat di Via Piazzi 4, distrik Crocetta, sebuah bangunan dengan 3 ruangan.



Pasang iklan disini


SEJARAH SERAGAM PINK 


Juventus akhirnya resmi terbentuk. Sekali lagi, Enrico Canfari menceritakan kenangannya saat memainkan pertandingan pertamanya. Torino FC, klub sekota mengundang mereka melakukan pertandingan persahabatan. Awalnya, mereka tidak mengira sebuah klub terkenal mengajak mereka bertanding, namun pertandingan akhirnya dilaksanakan. Hasilnya bisa ditebak, tim Juve kalah telak! Namun permainan individual - karena mereka fokus berlatih dengan bola secara individu - mereka dipuji lawan. Segera setelah melalui pertandingan pertama, juga telah menemukan susunan sebelas pemain tetap, mereka mulai mulai rutin bertanding sampai pada suatu waktu mereka membentuk sebuah turnamen untuk membuktikan kapasitas mereka di Turin. Akan tetapi, masalahnya mereka saat itu belum mempunyai seragam klub. Selain itu, sulit untuk memilih bahan yang akan dipakai, apakah terbuat dari katun, flannel, atau wol. Sampai pada akhirnya, mereka memilih memakai kostum dari bahan katun tipis dan halus berwarna merah jambu yang mereka kenakan hingga tahun 1902, kostum yang terlupakan seiring berjalannya waktu.

Di tahun 1899, klub berganti nama menjadi Juventus Football Club. Mulai tahun 1900, mereka ambil bagian dari liga professional. Pertandingan resmi pertama mereka adalah saat kalah dari FC Torino pada tanggal 11 Maret. Di tahun 1901, mereka berhasil mencapai semifinal dan di tahun 1903 dan 1904, mereka kalah dari Genoa di final. Pergantian warna kostum sendiri terjadi karena kostum yang dipesan di Nottingham County salah warna, yang seharusnya hitam pink menjadi hitam putih. Dan dari warna kostum hitam putih itulah julukan I Bianconeri yang bearti Hitam Putih serta Le Zebre yang berarti Si Zebra.


JUARA ITALIA


Tahun 1905 adalah momen ajaib bagi tim hitam - putih warna dari seragam klub yang mengadopsi warna Klub Inggris, Nottingham, yang popular sampai sekarang. Durante berada di posisi penjaga gawang; Armano dan Mazzia di posisi bek sayap; Walty, Goccione, dan Diment sebagai bek tengah; Barberis, Varetti, Forlano, Squire, dan Donna berada di baris penyerangan. Setelah menjuarai grup Piedmont, mereka kandaskan Milan dua kali dan menahan seri Genoa, yang hanya bermain imbang dengan Milan, untuk menjadi juara Italia dan berada di atas tim-tim dari daerah Liguria. Pada waktu itu istilah scudetto belum diperkenalkan, namun Federasi Sepakbola Italia memberi mereka pelat juara.


MUNCULNYA JULUKAN "La Vecchia Signora"


Seiring dengan sukses Juventus meraih gelar demi gelar diberbagai kompetisi, julukan - julukan lain mulai bermunculuan. Adalah La Vecchia Signora julukan yang mempunyai arti Si Nyonya Tua. Julukan itu sendiri diberikan oleh tifosi Juventus dengan maksud membanggakan klub tersebut yang sudah kenyang pengalaman, prestasi dan kebesaran. Atau dengan kata lain Nyonya adalah panggilan untuk orang yang dihormati,Tua menunjukkan orang yang memang sudah sarat akan pengalaman. Julukan tersebut muncul seiring dengan merebaknya kelompok supporter Juventus di kota Turin yakni pada tahun 1970-an, dan semakin ramai lagi pada tahun 1980-an. Lebih tepatnya pada musim 1981/1982, yaitu saat Juventus meraih scudetto yang ke-20, yang kemudian membuat Juventus kembali menerima Stella d’Oro al Merito Sportivo atau bintang emas untuk yang ke-2 kali. Tak puas dengan julukan itu, para Juventini membuat satu julukan lagi. La Fidanzata d'Italia adalah julukan yang kemudian mereka berikan kepada klub kesayangannya itu. Julukan yang bearti Kekasih Italia itu diberikan dengan maksud bahwa sebagai klub terbesar di Italia yang menjadi kebanggaan sebagaian besar rakyat negeri pizza, Juventus layak bersanding dengan Timnas Italia yang dicintai semua kalangan masyarakat Italia. Dengan kata lain jika Timnas Italia dicintai seluruh warga Italia, maka Juventus dijadikan kebanggaan lebih dari 10 juta warga Italia. Jumlah yang jauh dibandingkan jumlah tifosi AC Milan yang menduduki urutan ke-2.

Demikianlah sejarah singkat dari awal berdirinya klub Juventus FC ini. Salam Olahraga dan semoga bermanfaat bagi kita semua khusus nya penngemar klub ini.
fino ala fine.
"forza la vecchia signora ”


SEJARAH TERBENTUKNYA UEFA